LAPORAN PRAKTIKUM
ELEKTRONIKA FISIS DASAR I

NAMA : ADRIANY MASARRANG
NIM : H21110007
KELOMPOK : II
ASISTEN : NUR HARMILA SARI
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2011
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Transistor merupakan komponen elrktronika yang berfungsi sebagai penguat arus, stabilisasi, penyaklaran, dll.Dalam adaptor transistor berfungsi sebagai sebagai stabilizer, untuk penyetabil arus yang keluar dari blok filter. Pada umumnya transistor dibagi dua yaitu transistor PNP dan transistor NPN. Dan dari pembagian ini akan di klasifikasikan lagi tergantung jenis jenis transistor tersebut.
Penguat Common Base juga dikenal dengan penguat dengan basis ditanahkan. Penguat ini dapat menghasilkan penguatan tegangan antara sinyal masukan dan keluaran, tetapi tidak penguatan arus. Karakteristiknya adalah impedansi masukan kecil dan impedansi keluaran seperti pada penguat common emitter. Karena arus masukan dan keluaran mempunyai nilai yang hampir sama, kapasitor stray dari transistor tidak terlalu berpengaruh dibandingkan pada penguat common emiter. Penguat common basis sering digunakan pada frekwensi tinggi yang menghasilkan penguatan tegangan lebih besar daripada rangkaian dengan 1 transistor lainnya. Di atas frekwensi corner kapasitor antara basis dan ground pada rangkaian akan menghasilkan pentanahan sinyal AC yang efektif pada basis transistor. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang penguat basis ditanahkan maka praktikum ini dilakukan
I.2 Ruang lingkup
Adapun ruang lingkup dalam percobaan ini adalah Pada percobaan transistor ini meliputi bagaimana cara membuat rangkaian transistor.Mengukur nilai VCC dan VCB, serta Menghitung arus IC dan IB dan mengukur Vin dan Vout.
I.3 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan penguat basis ditanahkan adalah
1. Menghitung Hfb dan Hob dari kurvakarateristik keluaran transistor.
2. Mengerti cara kerja rangkaian common base dan membuatnya bekerja sebagai penguat.
3. Mengukur hambatan masukan dan hambatan keluaran penguat.
4. Mengukur tanggapan amplitudo penguat.
I.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Dalam percobaan ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 24 Oktober 2011, tepatnya pada pukul 13.30-16.40 WITA. Percobaan ini berlangsung di Laboratorium Elektronika Fisis Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penguat Common Base juga dikenal dengan penguat dengan basis ditanahkan. Penguat ini dapat menghasilkan penguatan tegangan antara sinyal masukan dan keluaran, tetapi tidak penguatan arus. Karakteristiknya adalah impedansi masukan kecil dan impedansi keluaran seperti pada penguat Common Emitter. Karena arus masukan dan keluaran mempunyai nilai yang hampir sama, kapasitor stray dari transistor tidak terlalu berpengaruh dibandingkan pada penguat common emiter. Penguat common basis sering digunakan pada frekuensi tinggi yang menghasilkan penguatan tegangan lebih besar daripada rangkaian dengan 1 transistor lainnya.
Penguat Common Base ditunjukkan dalam Gambar 1.1. Diatas frekuensi corner kapasitor antara basis dan ground pada rangkaian menghasilkan pentanahan sinyal AC yang efektif pada basis transistor.
Penguat Common Base ditunjukkan dalam Gambar 1.1. Diatas frekuensi corner kapasitor antara basis dan ground pada rangkaian menghasilkan pentanahan sinyal AC yang efektif pada basis transistor.

Gambar 2.1. penguat basis ditanahkan.
Penguat Basis ditanahkan adalah penguat yang kaki basis transistor di groundkan, lalu input di masukkan ke emitor dan output diambil pada kaki kolektor. Penguat Basis ditanahkan mempunyai karakter sebagai penguat tegangan.
Penguat Basis ditanahkan mempunyai karakter sebagai berikut :
· Adanya isolasi yang tinggi dari output ke input sehingga meminimalkan efek umpan balik.
·Mempunyai impedansi input yang relatif tinggi sehingga cocok untuk penguat sinyal kecil (pre amplifier).
Ada dua macam ciri pada transistor, ciri keluaran yaitu ic terhadap vCB, dan ciri masukan yaitu iE vs BED.
1. Ciri Keluaran
Ciri keluaran statik menyatakan bagaimana arus kolektor iC berubah dengan vCB untuk berbagai nilai arus statik dari emitor IE. Lengkung ciri statik transistor basis ditanahkan ditunjukkan pada gambar berikut untuk transistor npn.
Gambar 2.2 Lengkung ciri statik transistor basis ditanahkan
Pada ciri keluaran transistor dengan basis ditanahkan perlu diperhatikan hal berikut:
a. iC≈iE, kerena iC = α iE dan α ≈ 1.
Hal ini juga berarti arus keluaran iC berbanding lurus dengan arus masukan iE. Sehingga dikatakan transistor dwikutub adalah suatu piranti yang dikendalikan oleh arus.
b. Ciri statik keluaran mempunyai kemiringan amat kecil (sangat horizontal). Ini berarti hambatan keluaran transistor yang merupakan kebalikan kemiringan iC (vCB) mempunyai nilai amat besar yaitu sama dengan hambatan isyarat kecil dioda yang ada dalam keadaan tegangan mundur, yaitu dioda sambungan kolektor basis.
2. Ciri masukan
Lengkung ciri masukan transistor dengan hubungan basis ditanahkan sama dengan lengkungan ciri statik dioda dalam keadaan panjar maju oleh karena sambungan emitor basis diberi panjar maju.
Gambar 2.3
Pada ciri statik masukan transistor perlu diperhatikan hal berikut:
a. Bentuk ciri statik masukan serupa dengan ciri statik dioda dalam keadaan panjar maju. Ini tak mengherankan oleh karena sambungan emitor basis merupakan suatu dioda dengan panjar maju.
b. Ciri statik masukan hampir berimpit untuk berbagai nilai vCB.Hail ini berarti tegangan keluaran vCB tidak banyak berpengaruh pada masukan. Suatu penguat memanga seharusnya demikian. Apa yang terjadi pada keluaran tak terasa pada masukan.
Kedua sifat di atas membuat transistor dapat digunakan untuk memperkuat isyarat. Suatu perubahan kecil pada vCB oleh suatu isyarat masukuan yang kecil akan menyebabkan perubahan arus emitor iE yang besar. Perubahan ini diteruskan menjadi arus isyarat iC, yang diubah menjadi isyarat tegangan oleh RC, yaitu vo = iC RC, yang lebih besar daripada tegangan isyarat masukan.
Konfigurasi Common base

Gambar 2.4
Gambar di atas menunjukkan konfigurasi grounded-base, yang dinamakan
juga common-base. Pada transistor pnp, komponen utama arusnya adalah
hole. Karena hole mengalir dari emitor menuju kolektor, dan sebagian menuju
ground pada terminal basis, maka (lihat gambar 2.4) IE bernilai positif, IC
bernilai negatif, dan IB bernilai negatif. Unttuk junction emitor yang terbias
maju, VEB bernilai positif, dan untuk junction kolektor terbias mundur, VCB
bernilai negatif. Pada transistor npn, seluruh polaritas arus dan tegangan merupakan kebalikan dari transistor pnp.
Dari persamaan sebelumnya terlihat bahwa arus output, IC sepenuhnya ditentukan oleh arus input (IE) dan tegangan output (kolektor ke basis) VCB = VC . Output ini secara implisit dapat ditulis sbb. :
IC = φ2 (VCB, IE)……. (2.1)

Gambar 2.5
Demikian juga jika VCB dan IE kita perlakukan sebagai mplicit independen,
tegangan input (emitor ke basis) VEB sepenuhnya ditentukan oleh kedua
mplicit independen tersebut. Bentuk mplicit karakteristik input ini adalah :
IEB = φ1 (VCB, IE)…. (2.2)

Kurva 2.5 di atas ini berlaku untuk transistor yang sama seperti pada kurva di
gambar 2.6, tapi menunjukkan hubungan yang diekspresikan oleh pers. 2.2.
Pada gambar tersebut diplot tegangan emitor-basis VEB terhadap arus emitor
IE, dengan parameter tegangan kolektor-basis, VCB. Kurva 2.5 ini dinamakan
karakteristik stats input atau karakteristik statis emitor.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah
1.
Multimeter, berfungsi mengukur tegangan, arus, dan hambatan dalam rangkaian.
![]() |
Multimeter, berfungsi mengukur tegangan, arus, dan hambatan dalam rangkaian.
2.
Catu daya, berfungsi sebagai sumber tegangan dalam rangkaian.
![]() |
Catu daya, berfungsi sebagai sumber tegangan dalam rangkaian.
3.
Osiloskop, berfungsi sebagai mengukur dan menampilkan tegangan sinusoidal.
![]() |
Osiloskop, berfungsi sebagai mengukur dan menampilkan tegangan sinusoidal.
4.
Sinyal generator, berfungsi sebagai pembangkit sinyal untuk osiloskop.
![]() |
Sinyal generator, berfungsi sebagai pembangkit sinyal untuk osiloskop.
5.
Papan rangkaian, berfungsi sebagai tempat memasang rangkaian.
![]() |
Papan rangkaian, berfungsi sebagai tempat memasang rangkaian.
6.
Kabel jumper, berfungsi sebagai penghubung dalam rangkaian.
![]() |
Kabel jumper, berfungsi sebagai penghubung dalam rangkaian.
7. Potensiometer, sebagai hambatan namun besar hambatan dapat diatur dengan memutar.
![]() |
III.1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunkanakan dalam percobaan ini adalah
1.
Resistor, komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk menghambat aliran arus listrik.
![]() |
Resistor, komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk menghambat aliran arus listrik.
2. Kapasitor adalah komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk menyimpan muatan listrik dalam bentuk medan listrik.
![]() |
3. Transistor adalah komponen elektronika aktif yang berfungsi sebagai penguat tegangan dan penguat arus.
![]() |
III.2 Prosedur Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan;
2. Mengkalibrasi alat ukur multimeter;
3. Mengukur tegangan masukan pada catu daya DC;
4. Membuat rangkaian penguat emiter ditanahkan seperti pada gambar dibawah, dengan Cb = 100µF, C1 dan C2 = 10 µF,

![]() |
5. Mengukur VCC , VCE, VEE, IC, dan IB pada rangkaian penguat emiter ditanahkan ;
6. Menyambungkan rangkaian dengan osiloskop dengan sinyal generator untuk melihat tegangan masukan dan tegangan keluaran;
7. Mengamati bentuk sinyal keluaran dan masukan .

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. 1 Hasil Pengamatan
a) Tabel Data
1. Komponen Elektronika
R1 | R2 | R3 | R4 | RL | C1 | C2 | C3 | T |
12KΩ | 27KΩ | 560Ω | 680Ω | 20Ω | 10μF | 10μF | 100μF | 108 |
2. Pengukuran arus dan tegangan
Vcc | Vcb | Ic | Ie |
8,8 | 0,6 | 37 | 37 |
3. Pengukuran tegangan masukan dan keluaran
Vcc | Vin | Vout |
8,8 | 4 | 0 |
b) Pengolahan data
1. Resistansi resistor
R1
Warna cincin Resistor : Coklat, Merah, Orange, Emas
=12000±5% Ω = 12 KΩ
R2
Warna cincin resistor : Merah, Ungu, Coklat, Emas
=27000±5% Ω = 27 KΩ
R3
Warna cincin resistor : Hijau, Biru, Coklat, Emas
= 560±5% Ω = 560 Ω
R4
Warna cicncin resistor : Biru, Abu-abu, Coklat, Emas
= 680±5% Ω = 680 Ω
2. Menghitung Hfb dan Hob






3. Mengitung peguat tegangan


c) Gambar Isyarat
Isyarat Masukan
![]() |
Isyarat Keluaran

IV.2 Pembahasan
Dari hasil pengolahan data berdasarkan tebel data diperoleh nilai Vout sebesar 0 ini dikarenakan adanya kesalahan pada osiloskop, kurangnya pengecekan alat sebelum digunakan sangat mempengaruhi nilai atau hasil yang didapatkan dari pengamatan. Dari percobaan diketahui bahwa arus yang mengalir pada colektor lebih besar dari arus yang mengalir pada basis, yaitu IC = 37mA dan IB = 37mA,seharusnya yang terjadi adalah nilai IB lebih besar dari Ic tapi terjadi persamaan dalam pengukuran disebabkan karena kerusakan pada alat ukur yang digunakan.
Besarnya nilai tegangan berbanding lurus dengan besarnya amplitude yang akan Nampak pada osiloskop.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
1. Mampu menghitung hfb dan hob dengan rumus;
hfb =
dan hob = 


2. Merangkaikan rangkaian penguat basis ditanahkan (common base) serta membuatnya bekerja menjadi penguat.
3. Besarnya isyarat tegangan masukan pada rangkaian akan berbanding lurus dengan besar nilai amplitudo.
V.2 Saran
V.2.1 Saran untuk laboratorium
Saran saya untuk laboratorium yaitu sebaikanya kebersihan dalam laoratorium diperhatikan serta perbaikan alat praktikum segera dilakukan agar dalam praktikum tidak terjadi pengluran waktu.
V.2.2 saran untuk asisten
Saran saya untuk asisten sebaiknya tiap prosedur merangkaikan rangkaian diberitahukan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011.http:// penguatbasisditanahkan.blogspot.com/10/. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2011. Pukul 12.23
Anonim,2011.http://herdagalus.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2011. Pukul 12.23.
Anomim,2011.http://karakteristikbasisditanahkan.blogspot.com/.diakses pada tanggal 27 Oktober 2011. Pukul 13,58